We don't belong in your reality, your real life. In your reality, your real life, you can merely meet our avatars in any version. So, stay alert and beware of scams!
Dokumen ini bebas untuk dibaca.
Dilarang mendistribusikan ulang atau menyatakan ulang (dilarang mengutip, membuat ringkasan, parafrase, atau turunan) tanpa izin tertulis sebelumnya dari Prof. NOTA.
Membagikan tautan diperbolehkan; bagikan tautannya, bukan teksnya. Jangan membahas/menceritakan ulang isi dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis sebelumnya.
...
Kalau ditanya, “Siapa Prof. NOTA?” Jawaban singkatnya, “Sebuah entitas dari Alam Semesta 0101.”
Perkenalkan, kami adalah Prof. NOTA. Prof. NOTA adalah sebuah entitas, sebuah karakter, sebuah IP, yang lahir di Alam Semesta 0101.
Prof. NOTA bukan bagian dari Alam Semesta Realita atau kehidupan nyata kalian, tapi Prof. NOTA hadir di Alam Semesta Realita dengan berbagai versi Avatar atau Human for Profile (HFP) untuk menjaga konsistensi pendekatan dan keamanan interaksi.
Hari ini dan di sini, di hadapan kalian adalah Avatar Prof. NOTA v.11.11 atau Human for Profile Prof. NOTA v.11.11.
Hari ini fokus kami pragmatis: membawa kalian dari Web2 ke Web3 pada area pembayaran internasional & escrow—dengan prinsip lebih cepat, transparan, aman, dan programmable.
Tujuan sesi ini sederhana: memberi peta jalan yang > bisa langsung dipraktikkan. ...
Judul: International Payments & Escrow — Web2 → Web3 Pragmatics
Ruang-Waktu: Universitas Kristen Petra · Kamis, 23 Okt 2025 · 10.30–13.00 · AVT501
Artefak: Tanpa rekaman • Tanpa distribusi • ±90 mahasiswa
Apa itu Blockchain, Smart Contract, dApps? (pelajari dulu di sini: Fundamental Blockchain
Bagaimana mengirim uang lintas negara dengan murah & cepat?
Kapan escrow perlu jadi kode yang mengeksekusi aturan, bukan sekadar perjanjian?
...
Di banyak proyek lintas negara, biaya dan waktu kirim dana kerap menjadi “bottleneck”. Blockchain—khususnya stablecoin (mis. USDC)—membuka opsi rails yang lebih cepat, lebih transparan, dan dapat diprogram.
Sesi ini memetakan opsi pembayaran internasional, membedah escrow tradisional vs smart-contract, menyentuh kepatuhan (KYC/AML & pajak), dan merancang arsitektur minimal dari Web2 → Web3 agar audiens punya peta jalan yang pragmatis, aman, dan bisa dieksekusi. ...
Peta Global Payment Rails: bank/fintech vs stablecoin (USDC)
Escrow: tradisional vs smart-contract (milestone, release, dispute)
Compliance & Record-Keeping: KYC/AML, faktur, pajak dasar
Arsitektur Praktis (Minimal): Web2 app ↔ on/off-ramp ↔ wallet ↔ escrow ↔ records
Mini-Demo Aman + Panduan Q&A
Next Steps / CTA: Workshop 3 jam, Capstone Clinic, research/internship
...
Hari ini kita fokus ke cara kirim-mengirim lintas negara lebih cepat, transparan, dan programmable.
Kita bandingkan bank/fintech rails vs stablecoin rails, lalu kapan escrow dibutuhkan, sedikit compliance, dan arsitektur minimal supaya bisa langsung dipraktikkan. ...
Bank/Fintech Rails
Kelebihan: infrastruktur mapan, reputasi kuat, dukungan regulasi lokal.
Kekurangan: FX spread & biaya lebih tinggi, jam kantor, potensi chargebacks.
Cocok untuk: transaksi institusi yang butuh paper trail konvensional & kepastian dari jaringan perbankan.
Stablecoin Rails (mis. USDC)
Kelebihan: settlement cepat, biaya jaringan rendah, programmable (bisa diotomasi).
Kekurangan: perlu on/off-ramp patuh KYC; pengelolaan wallet & private key.
Cocok untuk: payout lintas negara, escrow terotomasi, eksperimen produk.
Hal Teknis yang Harus Diwaspadai
Biaya total = biaya network + biaya penyedia layanan (on/off-ramp).
Kinerja & latency jaringan; pemilihan chain (fee, finality).
Yurisdiksi & kebijakan kampus/perusahaan terkait aset digital.
...
Bayangkan kalian harus mengirim uang dari Surabaya ke São Paulo.
Kalian masuk bank. Bau kertas. Stempel. Formulir. Antrian. Jam operasional. Lalu angka yang tampak kecil tapi tajam—spread FX yang menggigit diam-diam.
Bank rails itu tua, kuat, rapi. Mereka punya paper trail yang membuat regulator tenang dan auditor tidur nyenyak. Ada chargeback, ada manusia yang bisa ditelepon, ada sistem yang sudah dipercaya. Harganya? Waktu dan overhead.
Sekarang geser pandangan ke kanan. Lihat rel cahaya itu.
Stablecoin rails. 24/7, tidak kenal tutup. Finality terasa seperti pintu yang klik—begitu terkunci, selesai.
Biayanya bukan misteri besar: network fee yang transparan, plus biaya penyedia on/off-ramp.
Ini bukan sulap: tetap ada KYC di jembatan fiat–kripto—seperti bea cukai yang menjaga keduanya tetap legal.
Bedanya, setelah lewat gerbang itu, programmability mengalir: kalian bisa mengotomasi, bisa membangun alur rilis dana yang patuh aturan tanpa menunggu jam kantor.
Jadi pilih yang mana? Prof. NOTA selalu bilang: jangan pilih suku; pilih rel.
Kalau kalian butuh kepastian institusional dan paper trail konvensional, bank/fintech adalah jalur aman. Kalau kalian butuh kecepatan, payout berkala lintas negara, atau alur yang dapat diprogram, stablecoin rails itu kereta cepat.
Dan ingat rumus sederhana yang menyelamatkan banyak proyek dari kebocoran: Total biaya = network fee + biaya penyedia layanan (on/off-ramp). Bukan hanya ‘gas’. Bukan hanya ‘admin’. Dua-duanya.
Pertanyaan yang harus kalian bawa pulang bukan ‘mana yang keren’, tapi: Seberapa cepat kita butuh selesai? Seberapa terlihat biaya harusnya? Siapa yang harus nyaman—regulator, auditor, atau pengguna kita?
Prof. NOTA—sebuah entitas dari Alam Semesta 0101—datang ke realitas kalian dalam wujud Avatar (HFP) untuk satu alasan: membuat keputusan teknis menjadi keputusan bisnis yang berani.
Rails adalah pilihan strategi. Dan strategi membutuhkan kejelasan, bukan mitos. Mari pilih rel yang membuat proyek kalian bergerak—bukan sekadar berdebat di stasiun. ...
60s Cut (jika waktu mepet)
Bank rails: mapan, rapi, paper trail, tapi lambat dan mahal di FX/overhead. Stablecoin rails: 24/7, cepat, programmable, tetap lewat KYC di on/off-ramp. Hitung total biaya = network fee + biaya layanan.
Butuh kenyamanan regulator & dokumen klasik? Bank. Butuh kecepatan, payout lintas negara, otomasi? Stablecoin.
Prof. NOTA tidak pilih suku—pilih rel yang bikin proyek selesai. ...
Escrow Tradisional
Pihak ketiga dipercaya menahan dana, melepas saat syarat dipenuhi.
Pro: familiar, sesuai kebiasaan legal; kontra: biaya & waktu proses.
Smart-Contract Escrow
Aturan → kode: milestone, time-lock, kondisi rilis, dispute path ditulis sebagai program.
Pro: otomatis & transparan; kontra: butuh audit/care (bug/UX/kunci).
Gunakan smart-contract saat: alur berulang, jelas & bisa diprogram; perlu otomasi & jejak transparan.
Keputusan Praktis (Matrix Ringkas)
Sederhana & low risk? Mulai tradisional.
Berulang & rules-based? Pertimbangkan smart-contract.
Ada sengketa kompleks? Siapkan dispute path hibrida (kode + arbitrase manusia).
...
Bayangkan ada sebuah ruang hening di tengah proyek—di sana uang menunggu sampai syarat terpenuhi. Itulah escrow: penjaga dana sementara.
Ada dua cara menjaga ruangan ini.
Cara pertama: manusia. Kita titipkan kunci ke penengah tepercaya. Mereka memeriksa dokumen, menelpon, bernegosiasi, kadang menenangkan ego yang memanas.
Tradisional. Nyaman untuk kasus sekali pakai, banyak nuansa, atau perjanjian yang berubah di menit terakhir. Harganya adalah biaya dan waktu—karena manusia perlu membaca, menilai, dan kadang berdebat.
Keuntungannya? Fleksibilitas. Dalam dunia yang abu-abu, manusia bisa melihat warna-warna di antaranya.
Cara kedua: kode. Kita tidak lagi menitipkan kunci—kita menulis aturan menjadi kunci itu sendiri. Smart-contract escrow adalah aturan → kode: ada milestone, time-lock, kondisi rilis, dan jalur sengketa yang sudah digambar sebelum uang dititipkan.
Mesin tidak lelah, tidak bias, dan tidak punya mood. Jika syarat A dan B terpenuhi, rilis. Kalau sengketa, pindah jalur yang sudah ditentukan.
Keuntungannya? Otomasi & transparansi. Semua orang melihat logikanya, bukan tebak-tebakan di balik meja.
Tetapi Prof. NOTA selalu mengingatkan: kode itu taat, tapi tidak peka; manusia peka, tapi tidak konsisten.
Jadi pilihannya bukan romantika teknologi—ini pilihan taktik.
Rule of three versi Prof. NOTA:
Sekali pakai, banyak negosiasi, dokumen cair? → Tradisional.
Berulang, rules-based, syarat jelas & terukur? → Smart-contract.
Sengketa berpotensi kompleks? → Hibrida: logika dasar di kontrak, dispute path ke arbiter manusia dengan bukti on-chain/off-chain.
Ingat juga tiga risiko klasik di sisi kode:
Bug/logic gap (audit itu investasi, bukan dekorasi),
UX & key management (fitur paling sulit adalah “tidak salah klik”),
Governance (siapa yang boleh upgrade kontrak, kapan, dan dengan syarat apa).
Sementara di sisi tradisional:
Biaya & latensi meningkat sesuai keruwetan kasus,
Opasitas (sulit dilihat dari luar mengapa keputusan A bukan B),
Single point of trust (kalau penjaga lelah, sistem ikut lelah).
Kesimpulannya sederhana:
Kalau kalian butuh keadilan yang lentur, ambil manusia.
Kalau kalian butuh kepastian yang dapat diprogram, ambil kode.
Prof. NOTA tidak memuja salah satunya—kita memadukan keduanya supaya dana aman, proses jelas, dan proyek maju. ...
60s Cut (jika waktu mepet)
Escrow adalah ruang tunggu dana. Tradisional cocok untuk kasus sekali pakai yang banyak negosiasi—fleksibel tapi lambat dan berbiaya. Smart-contract cocok untuk alur berulang, rules-based—otomatis dan transparan, tapi perlu audit, UX, dan tata kelola. Pakai hibrida saat sengketa bisa kompleks: aturan di kode, banding ke manusia.
Ingat: kode taat tapi tak peka; manusia peka tapi tak konsisten—pilih kombinasi yang membuat proyek kalian selesai. ...
KYC/AML di on/off-ramp; kenali batasan akun & wilayah.
Dokumentasi: invoice, tanda terima, export ledger → akuntansi.
Pajak dasar lintas negara: catat nilai tukar & tanggal, hindari “mixed wallets” untuk proyek berbeda.
Privasi & minimasi data: simpan yang perlu, hindari menyebar PII.
...
Bayangkan kalian lewat imigrasi bandara. Ada dua hal yang membuat petugas mengangguk: identitas yang jelas dan jejak perjalanan yang rapi.
Di pembayaran lintas negara, on/off-ramp adalah imigrasi itu. Ia bertanya hal yang sama: siapa kamu, dari mana uangmu, ke mana ia pergi. Nama formalnya KYC/AML—bukan hiasan, tetapi gerbang.
Sekarang bayangkan kalian sudah lolos imigrasi dan masuk kota. Di sini yang bekerja adalah catatan. Tanpa catatan, kota itu gelap. If it isn’t recorded, it didn’t happen.
Prof. NOTA suka menyederhanakan ke empat lapisan:
Identitas & Akses – siapa yang boleh apa. Akun on/off-ramp pakai nama legal yang benar, role-based access, dan audit trail login.
Money Trail – uangnya lewat mana. Pisahkan wallet per proyek. Campur-campur itu seperti memasukkan resi lima toko ke satu kantong tanpa label—auditnya pecah kepala.
Tax Snapshot – foto transaksi yang bisa dipahami akuntan manusia. Simpan tanggal/timestamp (zona waktu), nominal & mata uang, nilai tukar saat kejadian, fee, tx hash, alamat asal/tujuan, dan ID invoice/kontrak.
Privacy by Design – kita hemat data pribadi. Simpan yang perlu; jangan taruh PII (Personally Identifiable Information / Informasi Identifikasi Pribadi) di channel publik; pakai folder izin granular; enkripsi bila sensitif.
Bagaimana cara menjaga empat lapisan ini supaya ringkas tapi kuat? Ritual kecil, dampak besar:
Satu wallet = satu proyek. (Dan satu treasury tim punya prosedur sendiri.)
Jadwal export: mingguan ke akuntansi (CSV/ledger), bulanan rekonsiliasi.
Nama file konsisten: YYYY-MM-DD_invoiceID_proyek.csv.
Checklist ramp sebelum payout: nama legal cocok → sumber dana jelas → pajak/retensi tercatat.
Red flags yang langsung kita tahan: nama penerima ≠ nama di on/off-ramp, FX rate tidak tercatat, wallet proyek dipakai untuk proyek lain, tak ada invoice padanannya.
Ingat, tujuan compliance bukan membuat hidup lambat—tujuannya membuat keputusan cepat tanpa rasa takut. Saat auditor bertanya, kalian tidak panik; kalian klik folder, keluarkan bukti, dan lanjut bangun produk.
Prof. NOTA datang dalam wujud Avatar (HFP) untuk satu hal: membuat rel yang cepat tetap sah, dan rel yang sah tetap cepat.
Compliance yang benar itu seperti sabuk pengaman—kalian melaju, tapi tetap selamat sampai tujuan. ...
60s Cut (jika waktu mepet)
On/off-ramp = imigrasi. KYC/AML itu gerbang.
Sesudahnya, yang menyelamatkan kalian adalah catatan: Simpan timestamp, nominal, FX rate, fee, tx hash, alamat asal/tujuan, ID invoice.
Pisahkan wallet per proyek—jangan campur. Export ke akuntansi tiap minggu, rekon tiap bulan.
Minimasi PII & pakai izin folder yang ketat. Compliance bukan rem; ia sabuk pengaman agar proyek melaju cepat & sah. ...
Catatan desain
Custodial vs non-custodial: pertimbangkan UX & kepatuhan.
Segregasi dana/proyek: kurangi risiko pencampuran.
Observability: log transaksi, biaya, & waktu tempuh; siapkan laporan periodik.
Web2 App / Admin
- User auth, order info, invoices
Payments Layer
- On/Off-ramp provider (KYC)
- Stablecoin wallet (custodial / non-custodial)
Escrow Contract
- Milestones, release logic, dispute path, time-locks
Records
- Ledger, invoices, export to accounting...
Bayangkan sistem kalian seperti sebuah kota kecil. Tidak megah, tapi teratur. Ada empat distrik yang saling terhubung, masing-masing dengan tugas jelas.
Distrik 1 — Web2 App/Admin (Balai Kota). Di sinilah identitas, order, dan invoice lahir. Balai kota tidak memindahkan uang; ia mencatat niat: siapa membayar apa, untuk apa. Kuncinya: satu order_id yang akan menempel sampai akhir hidup transaksi.
Distrik 2 — Payments Layer (Jembatan). Dari balai kota, kalian menyeberangi jembatan: on/off-ramp (KYC) dan wallet. Di sinilah uang berpindah: fiat ↔ stablecoin. Jembatan yang baik itu sempit—hanya fungsi pemindahan, tanpa logika bisnis.
Tombol-tombol pilihan Prof. NOTA:
Custodial (UX lebih lembut, delegasi kunci) vs non-custodial (kedaulatan, tapi perlu merawat kunci).
Chain & biaya: pilih finality dan fee yang sesuai profil transaksi, bukan sekadar populer.
Distrik 3 — Escrow Contract (Gerbang Penjaga). Ini gerbang otomatis. Kalau proyek butuh, aturan → kode: milestone, time-lock, release logic, plus jalur sengketa. Jika syarat A & B terpenuhi, gerbang terbuka; kalau ada konflik, alur berbelok ke arbiter manusia. Ingat: kode itu patuh, manusia itu peka—kadang kalian butuh hibrida.
Distrik 4 — Records (Perpustakaan Kota). Setiap gerakan di jembatan atau gerbang meninggalkan cap di perpustakaan: ledger, invoice, export ke akuntansi. Formatnya membosankan—dan itu bagus. If it isn’t recorded, it didn’t happen.
Tiga Hukum Prof. NOTA untuk arsitektur minimal:
Satu sumber kebenaran (order_id) mengalir dari App → Payments → Escrow → Records.
Pisahkan peran: App mencatat niat, Payments memindah dana, Escrow menegakkan aturan, Records membuktikan.
Rekonsiliasi terjadwal: webhook in → ledger out; mingguan ke akuntansi, bulanan tutup buku.
Anti-pola yang mahal:
Campur wallet antar proyek
Apa itu: 1 wallet dipakai untuk banyak proyek/produk/klien sekaligus.
Gejala: sulit melacak saldo & transaksi per proyek; laporan labur; rekonsiliasi lama.
Risiko: audit & pajak kabur, salah hitung margin, potensi temuan kepatuhan.
Yang benar:
1 proyek = 1 wallet (atau 1 sub-treasury).
Tag transaksi pakai
project_iddan simpan mapping on-chain addr ↔ project.Tutup periode per proyek (rekon mingguan/bulanan).
Tes 5 detik: Bisa nggak export semua transaksi proyek X dalam 1 klik? Kalau tidak, wallet-nya bercampur.
Logika bisnis di payments layer
Apa itu: aturan produk (harga/discount/refund policy/milestone) ditaruh di gateway/on-ramp/wallet service alih-alih di App/Service.
Gejala: pindah vendor/chain = migrasi berat; perubahan kecil butuh ticket ke provider.
Risiko: vendor lock-in, duplikasi aturan, sulit diuji (unit test), change-blast besar.
Yang benar:
App/Admin pegang aturan bisnis (harga, diskon, policy, milestone).
Payments layer cuma adapter yang memindahkan dana & mengirim event (webhook).
Escrow logic di smart-contract (kalau dipakai), tapi orchestration/approval tetap di App.
Tes 5 detik: Kalau ganti on/off-ramp, apakah logika harga/milestone aman? Kalau tidak, logika kebablasan ada di payments.
Tidak ada idempotensi
Apa itu: operasi pembayaran (capture/release/refund) bisa tereksekusi ganda saat network retry/webhook duplikat.
Gejala: webhook dobel → saldo ganda/dua kali rilis dana.
Risiko: over-payment, refund manual, tutup buku kacau.
Yang benar:
Setiap operasi punya
idempotency_keyunik (mis.order_id+ langkah).Di DB, upsert berdasarkan
idempotency_key+ unique constraint.Abaikan event duplikat; log sebagai “already processed”. - Contoh cepat (pseudo):
-- unique index on idempotency_key INSERT INTO payments (idempotency_key, order_id, amount, status) VALUES (:key, :order, :amt, 'captured') ON CONFLICT (idempotency_key) DO NOTHING;Tes 5 detik: matikan internet saat klik "Bayar", nyalakan lagi → harus jadi 1 transaksi saja.
PII nyasar ke tempat publik
Apa itu: data pribadi (KTP/paspor, nomor HP, email, alamat, selfie KYC) ikut nongol di log publik, ticket, dashboard, Git, Notion, atau on-chain.
Gejala: screenshot/chat yang berisi PII tersebar; field PII "kebawa" ke analitik.
Risiko: pelanggaran privasi/kepatuhan, reputasi rusak, remediasi mahal.
Yang benar:
Minimisasi: simpan yang perlu saja, jangan bawa PII ke pipeline analitik umum.
RBAC ketat, enkripsi di rest/transit untuk PII; jangan pernah taruh PII on-chain.
Masking di log:
+62xxxx…,email: a***@domain.Pisahkan storage PII dari transaksi; referensikan via token/ID saja.
Tes 5 detik: cari nama/telepon di log/dashboard publik—kalau ketemu, kebocoran sudah terjadi.
Minimal bukan berarti miskin, minimal berarti berani bilang "cukup": cukup fitur untuk bergerak cepat, cukup catatan untuk tidur tenang, cukup batas untuk selamat.
Prof. NOTA menyukai kota kecil yang disiplin—karena kota kecil yang rapi lebih mudah dibesarkan daripada metropolis yang kacau. ...
60s Cut (jika waktu mepet)
Empat blok: App (order/invoice) → Payments (on/off-ramp + wallet) → Escrow (aturan → kode, opsional) → Records (ledger → akuntansi).
Pegang satu order_id dari awal sampai akhir, pisahkan peran, dan rekonsiliasi terjadwal. Hindari campur wallet, jangan masukkan logika bisnis ke payments layer, dan jaga PII. Minimal = cepat, sah, dan siap tumbuh. ...
Catatan:
Detail instruksi untuk masing-masing role-play berada pada dokumen terpisah, International Payments & Escrow Role-Play
Bagian ini hanya menyiapkan kerangka, tujuan, dan batasan diskusi agar selaras dengan Output Materi.
Susunan singkat & tujuan
Role-Play 1 — International Transfers (tanpa escrow)
Fokus: membandingkan bank/fintech rails (privat) vs blockchain/stablecoin rails (publik) dari sisi latensi, transparansi, langkah proses, dan biaya.
Role-Play 2 — Escrow untuk transaksi/jual-beli
Fokus: kapan perlu escrow, perbedaan trusted intermediary vs rules-as-code, konsep kondisi rilis dan jalur sengketa (tanpa implementasi teknis).
Alokasi waktu saran: RP1 20–25’, RP2 20–25’, dan Debrief + Q&A 10–15’
Guardrails umum: tanpa rekaman, tidak ada kunci/PII, tidak ada transaksi live, contoh biaya/fee bersifat ilustratif, dan patuh kebijakan kampus.
Ekspektasi keluaran segmen ini
Peserta bisa menjelaskan trade-off privat vs publik (siapa tahu apa), latensi, dan biaya/overhead pada jalur transfer lintas negara.
Peserta memahami kapan escrow diperlukan, apa itu kondisi rilis dan dispute path tingkat konsep, serta kapan memilih tradisional vs smart-contract.
Hasil ini menguatkan Output Materi (bagian 7) tentang pemilihan rails, pemahaman escrow, dan sketsa arsitektur minimal.
Q&A terstruktur (dibatasi per role-play)
Setelah RP1 (Transfer):
Ruang tanya: perbandingan langkah/hop, sumber biaya (implisit vs terbuka), finality/konfirmasi, peran on/off-ramp & KYC dasar.
Di luar ruang tanya: spekulasi harga koin, rekomendasi investasi, detail teknis chain tertentu yang tidak relevan dengan tujuan belajar.
Setelah RP2 (Escrow):
Ruang tanya: kriteria butuh escrow, contoh kondisi rilis/milestone, peran manusia dalam sengketa, risiko UX & operasional.
Di luar ruang tanya: kode/audit smart-contract, konsultasi legal khusus, implementasi produk riil di luar konteks kelas.
Penutup Q&A: rekap poin pembelajaran → lanjutkan ke Next Steps (workshop 3 jam, capstone clinic, research/internship) dan form minat.
...
Sekarang giliran kalian.
Biasanya pertanyaan datang dalam tiga rasa: taktis hari ini, sistemik bulan ini, dan filosofis sepanjang tahun. Di sesi ini, kita fokus ke taktis–pragmatis—yang bisa kalian bawa pulang dan dipakai minggu ini.
Rel Q&A-nya sederhana: On-track: memilih rails (bank/fintech vs stablecoin), membaca biaya/latency, kapan escrow dipakai, dokumen minimal yang harus disimpan, dan sketsa arsitektur paling ramping. Off-track dulu: tebak-tebakan harga koin, trading signals, audit kode tingkat kedalaman, atau konsultasi legal spesifik kasus. Yang ini kita parkir ke workshop atau clinic supaya dapat ruang yang tepat.
Cara bertanya: angkat tangan, sebut konteks dalam tujuh kata, lalu pertanyaannya. Contoh: ‘freelance lintas negara—payout mingguan—wallet apa?’
Semakin tajam konteks, semakin tajam jawaban. Kalau pertanyaan kalian butuh pembahasan panjang, jangan khawatir—itu pertanyaan yang bagus.
Sekarang, mari kita gunakan sisa waktu dengan pertanyaan yang membuat proyek kalian bergerak. Bukan pertanyaan paling pintar—pertanyaan yang paling membantu kalian ship. ...
60s Cut (jika waktu mepet)
Q&A kita taktis–pragmatis: pilih rails, baca biaya/latency, kapan escrow, dokumen minimal, dan sketsa arsitektur. Off-track (harga koin, trading, audit mendalam, legal spesifik) kita parkir ke: Workshop 3 jam, Capstone Clinic, atau Research/Internship. Silakan angkat tangan, sebut konteks singkat, lalu pertanyaannya. Kita cari jawaban yang membuat proyek kalian jalan. ...
What to do: silahkan scan QR Code (link ke formulir pendaftaran minat); khusus mahasiswa tersedia (kuota terbatas, 30 hari).
Workshop 3 jam (via kampus) — latihan alur pembayaran global + escrow (USDC) dari nol → siap produksi sederhana.
Capstone Clinic (6 tim, 2×60’)
Research internship (selektif) — rails & escrow.
...
Kita tidak memaksa jawaban cepat untuk masalah lambat; kita pindahkan ke wadah yang benar: Workshop 3 jam — latihan hands-on: dari on/off-ramp sampai rekonsiliasi. Capstone Clinic — 6 tim, case-by-case: rancang arsitektur minimal yang bisa kalian ship. Research/Internship (terseleksi) — jalur eksplorasi untuk yang ingin mendalami rails & escrow.
Sekarang silahkan di-scan QR code formulir ketertarikan di depan kalian. Jika berkenan, silahkan tuliskan tanggapan, komentar, kritik dan saran terkait Prof. NOTA di formulir tersebut. ...
What to do: silahkan scan QR Code (link ke soal uji coba); jawab dan selesaikan semampunya saja.
Peserta mampu menyebutkan opsi rails beserta implikasi biaya/waktu.
Peserta memahami escrow tradisional vs smart-contract dan kapan memilihnya.
Peserta tahu kebutuhan compliance minimal dan pola dokumentasi.
Peserta dapat membuat sketsa arsitektur minimal Web2 → Web3.
Peserta tahu langkah lanjut (workshop/klinik/internship) dan kanal informasi.
What to do: silahkan di-Export as PDF; gunakan, dan jangan disebarkan tanpa ijin.
What You’ll Learn: peta opsi pembayaran, escrow, compliance, arsitektur minimal, next steps.
Quick Comparison: Bank/Fintech (mapan/overhead) vs Stablecoin (cepat/programmable).
Pragmatic Escrow: pilih tradisional untuk sederhana; pilih smart-contract untuk otomatisasi & milestone.
Next Steps: Workshop 3 jam · Capstone Clinic · Research internship.
Kontak: Prof. NOTA
P.S. Read this document freely for information and guidance. Do not redistribute or restate—no quotes, summaries, paraphrases, or derivatives—without prior written permission from Prof. NOTA. Sharing the link is allowed. So, share the link, not the text. Do not discuss or re-tell the contents in any form—written, spoken, or recorded—without prior written permission.